,

Dec 24, 2010

NYALAKAN LILIN.

APA arti sebuah lilin dalam kehidupan?  Mungkin ini terlalu dipertanyakan.  Sebab, lilin hanya sebuah benda kecil. Kegunaannya baru Nampak ketika lampu elektrik di rumah kita padam.

Tapi, lilin adalah cahaya.  Dan cahaya merupakan sebentuk sambungan.  Kebalikannya adalah gelap.  Yang terakhir ini bukan sambungani. Ia tidak memiliki daya. Ia adalah keadaan hampa cahaya. Kerana itu, meskipun kecil, lilin selalu dapat mengusir gelap.

Allah menggambarkan petunjuk dengan cahaya, kesesatan sebagai gelap.  Ini mengisyaratkan, pasukan kesesatan tak memiliki sedikitpun daya di depan pasukan cahaya.  Ia hadir ketika pasukan cahaya menghilang.  Sepanjang sejarah, umat kita mengalami kesesatan ketika ‘roda pergerakan syiar dakwah’ berhenti bergerak.

Disini tersirat sebuah kaedah syiar dakwah.  Bahwa gelap yang menyelimuti langit kehidupan kita, sebenarnya dapat diusir dengan mudah, bila kita mau menyalakan lilin syiar ini kembali. Berhentilah mengikut gelap.  Ia sebenarnya tak berwujud dan tak berdaya. Kita tak perlu memanggil matahari untuk mengusirnya. Tidak juga bulan.

Tak ada yang dapat kita selesaikan dengan kutukan.  Sama seperti tak bergunanya, ratapan di depan sebuah bencana.   Musibah, jahiliyah, kekalahan yang sekarang bermaharajalela di seantero dunia Islam kita, tak perlu ‘di islah’ dengan kutukan ataupun ratapan.   Sebab kedua tindakan itu tidak menunjukan sikap ‘Ijabiyah’ (positif) dalam menghadapi realiti.   “Adalah lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan”.

Sikap ijabiyah menuntut kita untuk menciptakan kehadiran yang berimbang dengan kehadiran fenomena jahiliyah dalam pentas kehidupan.  Ini mungkin tak kita selesaikan dalam sekejap.  Tapi sikap mental imani yang paling minimal, yang harus terpatri dalam jiwa kita, adalah membuang keinginan untuk pasrah atau menghindari kenyataan.  Kenyataan yang paling buruk sekalipun, tidak boleh melebihi besarnya kapasitas jiwa dan iman kita untuk menghadapinya.

Disini ada sebuah pengajaran yang agung. Bahwa sudah saatnya kita membuang kecenderungan meremehkanPOTENSI diri kita. Ketika kita mempersembahkan sebuah amal yang sangat kecil, saat itu kita harus membesarkan jiwa kita dengan mengharap hasil yang memadai. Sebab amal yang kecil itu, selama ia baik, akan mengilhami kita untuk melakukan amal yang lebih besar. Ibnul Qayyim mengatakan, sunnah yang baik, akan mengajak pelakunya melakukan ‘saudara-saudara’ sunnah itu.

Akhirnya, tutuplah matamu dan nyalakan lilin, lalu: “Katakanlah, telah datang kebenaran. Sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap”.

p/s :: credit to BICARA HIDAYAH.

No comments:

BUDAK MUNCIT